2 Direksi Dan 1 Komisaris Matahari Putra Prima (MPPA) Resign, Ada Apa?
Tuesday, April 16, 2024       10:32 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Matahari Putra Prima Tbk. () mengumumkan pengunduran diri satu komisaris dan dua anggotadireksi perseroan. Surat pengunduran diri tersebut telah diterima pada tanggal 15 April 2024.
Perseroan telah menerima Surat Pengunduran Diri dari Roy Atmadja selaku Direktur Perseroan, Lydiawati Kurniawan selaku Direktur Perseroan dan Roy Nicholas Mandey selaku Komisaris Independen Perseroan.
Selanjutnya Perseroan akan mengajukan permohonan atas persetujuan pengunduran diri tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang akan dilaksanakan pada 8 Mei 2024.
"Tidak ada dampak kejadian, informasi atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Perseroan," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/4).
Kinerja Belum Membaik, Rugi 7 Tahun Beruntun
PT Matahari Putra Prima Tbk () mencatat kerugian sepanjang tahun 2023 menurun dari Rp 430 miliar menjadi Rp 255 miliar. Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan kerugian tersebut karena optimalisasi dan efisiensi yang dilakukan Perseroan sebesar Rp 98 miliar.
Catatan ini menjadi kerugian tahun ketujuh beruntun yang dialami . Sebelumnya perusahaan terakhir kali membukukan laba bersih pada tahun 2016 silam. Sementara itu, pendapatan perusahaan juga tercatat secara konsisten tergerus sejak tahun 2015.
"Upaya Perseroan berdampak pada pengurangan yang signifikan dari rugi operasional menjadi Rp 111 miliar, perbaikan sebesar Rp 100 miliar dari tahun sebelumnya," tulis manajemen, Senin (1/4).
Laporan keuangan disebutkan, penjualan bersih sepanjang 2023 menjadi sebesar Rp 6,91 triliun, menunjukkan sedikit penurunan sebesar 1,5% dari tahun sebelumnya.
"Kinerja ini dipengaruhi oleh penurunan penjualan pada kategori tertentu karena pergeseran dalam belanja diskresioner ritel yang menegaskan kemampuan adaptasi dalam kondisi pasar yang dinamis," sebutnya.
Sedangkan beban pokok penjualan juga menurun tipis dari Rp 5,73 triliun menjadi Rp 5,70 triliun. Sehingga laba kotor menjadi Rp 1,20 triliun dari sebelumnya Rp 1,28 triliun.
Beban penjualan menurun dari Rp 317,2 miliar menjadi Rp 252,4 miliar. Beban umum dan administrasi turun dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1,1 triliun. Namun mendapatan sewa naik dari Rp 69,4 miliar menjadi 74,9 miliar.
Hal itu membuat rugi usaha menyusut dari Rp 210,9 miliar menjadi Rp 110,8 miliar.
Adapun aset perseroan turun sepanjang 2023 sebesar Rp 3,78 triliun dibandingkan tahun 2022 menjadi Rp 3,6 triliun.
(fsd/fsd)

Sumber : www.cnbcindonesia.com
An error occurred.